Kata Selamat pada Selamat Tinggal

8/28/2019 11:32:00 AM tridiyanti's 10 Comments

"Akan selalu ada kata selamat
Dalam setiap kata selamat tinggal" 

Ya, itu dua baris lagu yang baru ku temukan mungkin minggu lalu. 
Tepat disaat aku harus menyelesaikan tugas lari, di kilometer kilometer terakhir, tiba-tiba lagu ini muncul random pada playlist yang sedang ku putar. 
Bait per bait ku dengarkan dengan baik.
Mendadak dada sesak. 
Bukan cuma sesak karena berlari. 
Tapi sesak karena lagu ini, mencampur adukan hal-hal yang pernah terjadi. 

Bukan kepada siapa. 
Tapi mungkin lebih kepada Dia atau Mereka. 
Ya, mereka yang akhirnya menemukan setelah mungkin pernah diposisi ku saat ini. 

Semalam, aku bertemu dengan orang dari masa lalu. 
Tidak.. tidak.. bukan hadir untuk mengetuk pintu. 
Hanya menyapa ramah pada batasan-batasan yang kini menjadi ada. 

Ternyata bercerita masa lalu dengan orang terdahulu cukup menarik. 
Bukan untuk memperbaiki masa kini. 
Hanya untuk bercerita masa itu, menjelaskan hal-hal yang pernah terjadi dalam dua sisi cerita. 
Banyak hal yang mungkin tak sama dengan persepsi saat itu. 
Banyak tanda tanya yang dulu ada dan terjawab kini.
Lalu untuk apa ? 
Tidak untuk apa-apa. 
Mungkin untuk melakukan hal yang ingin dilakukan ?
atau mungkin untuk membagi rasa bahagia kini dengan menertawakan masa lalu ? 

Cukup terkejut melihatnya lagi di depan mata di tempat itu. 
Banyak yang berubah. Misalnya plat mobilnya yang berubah, tak ada lagi bantal panjang di jok depan, dan dia yang jauh lebih kurus. 
Oh tentu, akupun lebih kurus kini haha. 
Terlihat dengan jelas dia jauh lebih bahagia dari terakhir kami bertemu di tempat cuci mobil haha. 
aku ? lebih bahagia ? oh tentu. atau oh ya seharusnya. 

Dia yang dalam hitungan hari akan mengambil sebuah tanggung jawab besar dalam hidup. 
Dia yang dalam hitungan malam akan menjadi teduh karena keluhnya sudah ada yang menampung. 
Dia yang akhirnya menemukan. 
Dan aku yang masih tetap dalam pencarian. 

Tidak.. tidak.. 
bukan penyesalan. 
Tak ada yang perlu disesali pada akhir yang bahagia kan ?

Breff
Akhirnya aku cukup sadar dan dengan baik merasakan bagaimana berada diposisinya. 
Maaf.
Termasuk memutuskan  berusaha untuk tidak mengetahui kabarnya melalu sosial media. 
Ya.. Aku sudah meng "hide" mu sejak beberapa waktu yang lalu, sebelum percakapan itu ada.
Tidak lama, baru-baru ini sejak makin sering cerita bahagia ditunjukan. 
Aku lelah untuk mengasihani diri. Dan dulu mungkin kamu juga pernah lelah mengasihani diri sendiri. 
Jadi kita satu sama bukan ? haha

Kemudain aku benar-benar semakin paham dengan kalimat "Akan selalu ada kata Selamat pada kata Selamat Tinggal". 
Selamat. 
Tinggal. 

Menyelamati dan meninggalkan hal buruk. 
Dan menyelamati hal baik yang (pasti) akan datang. 

Maka, Selamat ! 

Perjalanan ini akan sangat menarik untuk diceritakan kembali. 
Mungkin akan kutuliskan. 
Dengan alasan yang sama, agar tak lupa jika nanti aku tak lagi bisa menginat.
atau untuk pelajaran ku sendiri, bahwa setelah tinggal, terbitlah selamat, bukan ?



10 komentar:

6/14/2019 10:16:00 PM tridiyanti's 0 Comments

Ada banyak hal yang belum aku ceritakan.
Entah belum atau tidak akan ku ceritakan.

Tapi aku ingin menulis.
Takut jika nanti aku tak lagi bisa mengingat, mungkin tulisan ini yang akan membantuku menyadari bahwa aku pernah sekuat ini.
Bahwa aku pernah melewatinya.
Ku harap dengan baik.

Sesungguhnya aku tak ingin menceritakannya.
terlalu sesak di dada setiap mengingatkannya lagi.
terlalu sedih jika di bayangkan.

Ku kira dia rumah.
Ya, ku kira aku akhirnya menemukan rumahku.
Ku kira saatnya aku kembali pulang.
Ternyata aku salah.
Mungkin dia rumah, tapi bukan untukku.

Tapi aku menjadi mengerti.
Bahwa belajar ikhlas bukan dengan berusaha sekuat tenaga melupakan.
Tapi berusaha menjadi biasa dengan keadaan sekarang.
Ya. Membencinya memang tak akan pernah ada habisnya.
Namun membiarkan terus membencinya hanya akan mengingat-ingat kembali.
Maka aku menemukan formulanya.
Nikamti saja setiap rasanya.

Untuk Mas.
Yang tentu saja tak akan pernah membaca ini,
karena aku tahu, waktumu lebih berharga dari pada menghabiskannya untuk mambaca ini.
Untuk Mas yang pernah kutitipkan semua kata bernama percaya
sebua abstrak bernama harapan.
Ternyata aku salah menitipkan.

Namun,
Berkatmu juga, aku belajar bahwa di dunia ini memang ada orang yang tak selamanya baik-baik saja.




0 komentar: