Trocadero

3/14/2016 07:05:00 PM tridiyanti's 0 Comments

Ku tulis ini dalam sebuat kereta tua yang membawa ku ke sesuatu tempat di ujung kota.
Entah aku tak bisa menemukan jenis tulisan ini. Sajak kah, artikel kah, atau hanya bulir kata kata yang keluar tak karuan. Yah, apapun itu, ini limpahan pergulatan hati dan batin yang sejak pagi bergemurug di dada. Puncak dari sakit perut yang tak ada penyebabnya.

Senja yang paling membuat bulu kudu ku berdiri. Bukan, bukan karna semburan cahaya orange nya yang menggunjang hati, tapi karna sore ini nyaliku sedang di uji.

Tepat 365 hari yang lalu, aku pun menempuh perjalanan yang sama. Sama tapi tak serupa.
Di jam yang sama, mungkin hanya beda menit, aku juga berada di kreta ini. Dengan hati yang paling bahagia mungkin. Dengan rasa kemenangan karna sukses membuat sekenario terbaik untuk tahun ini. Dengan rangkaian kejutan yang aku persiapkan jauh jauh hari, aku yakin sore itu akan terbayar tutas, lunas dan puas.

Tapi tidak dengan tahun ini.
Tidak dengan hari ini.

Sejak pagi menyambut, terkadang ego ini masih saja membujuku untuk tetap tinggal hingga malam. Tak beranjak dari rumah, apapun alasannya. Tidak juga perlu membuat rangkaian kejutan. Cukuplah dengan ucapan sederhana.

Tapi, hati juga masih saja membujuk untuk tetap pergi. Memberikan ucapan dengan cara baik-baik. Memperlakukan layaknya aku memperlakukan manusia manusia baik sebelumnya.

Takut.
Yah mungkin kata itu yg bisa aku pinjam untuk menggambarkan bagaimana benang benang berkeliaran di hati dan pikiran ini.

Takut jika hal ini  tak sepantasnya aku lakukan.
Takut jika ia tak mengindahkan maksud baikku.
Takut jika suaraku tak sampai kepadanya. Bukan karna ia terlelap, tapi karna ia tak mau mendengarnya.
Takut jika hal ini bukan yg di inginkannya.
Takut jika pada akhirnya aku tahu, ini lah pernyataan tak tertulis, bahwa persahabatan ini memang hanya tinggal kenangan.

Persahabatan ?
Yah. Biarkan aku menganggapnya begitu. Karna ini urusan aku.
Bagaimana dia menganggapku, itu urusannya. Biarkan dia yg memilih katanya.

Ah sudah lah, mengetik di layar kecil memang tak selalu baik, apalagi saat-saat seperti ini. Tanganku memproduksi keringat sedang banyak banyaknya. Lagi pula di stasiun depan aku turun.

Oh tuhan..
Rasanya aku tak ingin kereta ini sampai di tujuannya.


Paris, 11 Maret 2016 ; 17:46

0 komentar: