Meja Hijau Pertama

12/21/2017 05:02:00 PM tridiyanti's 0 Comments

Tuan,
Akhirnya hari yang tak pernah ingin ku alami terjadi juga.
Hari itu, meja hijau pertamaku, dan dia, dan manusia itu.

Tuan,
Untuk pertama kalinya lagi setelah mendung, hujan dan badai pada puluhan purnama, aku melihat manusia itu lagi.
harusnya tak boleh memendam rasa amarah berkelanjutan.
Namun rasanya dadaku memanas, sesak akan udara penat yang tercipta dari sekelilingnya.

terakhir kali aku melihatnya masih menjadi sosok dengan dua kepribadian yang bebeda.
penuh dengan senyum.
walau ternyata itu palsu.
dan ia buas.

Tuan,
Mendekati hari itu, tidurku tak tenang. gelisah sepanjangan.
Aku bingung mendeskripsikannya.
Membaginya pun tak kuasa.
Entah harus kubagi dengan siapa.

Tuan,
Tepat pada malam sebelum pagi itu, perutku mulas sekali.
mulas tanpa sebab, obat pun ku rasa tak akan mempan.
rasanya ingin ku memutar nomor telfon mu lalu memuntahkan semuanya padamu.
Tapi aku ingat, mungkin kau tak terarik lagi dengan masalahku.
atau tak terarik lagi dengan hidupku
dan semua pernak-perniknya.

Tuan,
Menjadikanmu tempat sampahku, tak pernah aku sesali.
Hanya saja, kenapa harus kehilangan
menghilang
hilang
pergi
atau sengaja pergi
Tuhan terlalu baik,
padaku ?
atau padamu ?

Tuan,
Tapi pada akhirnya aku memiliki kekuatan shailormoon .
Di pagi yang tak pernah kuharapkan itu.
Aku bisa mengontrol semua emosiku.
ku kerahkan dengan amat sangat baik.
Dan aku berhasil !
buktinya manusia iu tidak berakhir di rumah sakit bukan ?

Tuan,
ternyata aku benar-benar sadar.
Dengan atau tanpamu, pagi akan tetap datang.
hidup akan terus berjalan.
dan aku bisa melewatinya dengan baik. ku harap begitu.
Dan sakit perutku dapat reda tanpa suaramu.

Maka Tuan,
selamat berbahagialah.
dan Manusia itu pula. segera enyahlah dari sekitar kami.
Karenanya, rusak susu sebelanga.

0 komentar: