6/14/2019 10:16:00 PM tridiyanti's 0 Comments

Ada banyak hal yang belum aku ceritakan.
Entah belum atau tidak akan ku ceritakan.

Tapi aku ingin menulis.
Takut jika nanti aku tak lagi bisa mengingat, mungkin tulisan ini yang akan membantuku menyadari bahwa aku pernah sekuat ini.
Bahwa aku pernah melewatinya.
Ku harap dengan baik.

Sesungguhnya aku tak ingin menceritakannya.
terlalu sesak di dada setiap mengingatkannya lagi.
terlalu sedih jika di bayangkan.

Ku kira dia rumah.
Ya, ku kira aku akhirnya menemukan rumahku.
Ku kira saatnya aku kembali pulang.
Ternyata aku salah.
Mungkin dia rumah, tapi bukan untukku.

Tapi aku menjadi mengerti.
Bahwa belajar ikhlas bukan dengan berusaha sekuat tenaga melupakan.
Tapi berusaha menjadi biasa dengan keadaan sekarang.
Ya. Membencinya memang tak akan pernah ada habisnya.
Namun membiarkan terus membencinya hanya akan mengingat-ingat kembali.
Maka aku menemukan formulanya.
Nikamti saja setiap rasanya.

Untuk Mas.
Yang tentu saja tak akan pernah membaca ini,
karena aku tahu, waktumu lebih berharga dari pada menghabiskannya untuk mambaca ini.
Untuk Mas yang pernah kutitipkan semua kata bernama percaya
sebua abstrak bernama harapan.
Ternyata aku salah menitipkan.

Namun,
Berkatmu juga, aku belajar bahwa di dunia ini memang ada orang yang tak selamanya baik-baik saja.




0 komentar: