Selamat Menempuh Hidup Baru

6/15/2016 02:42:00 AM tridiyanti's 3 Comments

Teruntuk untukmu,
Selamat menempuh hidup baru !

Ya.. hidupmu yang bukan lagi dengan status mahasiswa.
Akhirnyaaa waktu yang ditunggu-tunggu datang juga ! Sidang akhir. Dan kamu melewatinya dengan baik. Selamat. Sebentar lagi resmi menggunakan gelar sarjana di belakang namamu. Semoga ilmu mu berkah. Dan sekali lagi selamat !

Maaf aku tak membalas pesan terakhirmu pagi itu, pagi untuk mu dengan pagi buta untukku. Bukan karna apa, tapi aku tahu, balasan pesan dariku tak lagi penting untukmu. Aku tahu kamu tak membutuhkan itu lagi. Bahkan mungkin kamu tak menginginkan untuk bertegur sapa lagi dengan ku. Bukan kah pesat terakhir itu hanya bagian dari formalitas untuk memenuhi janjimu, jika menjelang sidang kamu akan memberitahu ku ?
Yah.. formalitas.
Memberitahu ku hanya beberapa jam sebelum sidang itu dimulai. Untuk apa ?
agar mempersingkat pembicaraan kita ?
...

Tak perlu.

Untuk mu yang pernah aku anggap teman baik ku.
Untuk mu yang pernah aku kira rekan kerja yang baik.
Apa sebutan itu masih layak untukmu ?

Pesan terakhir ku untukmu ku kirim pada tanggal 1, bulan ini.
Lalu tak ada lagi balasan dari mu.
Awalnya aku kira, sibuk mu tak tertahankan
Tapi kamu teralalu aktif di sosial media.
Sampai pada suatu ketika aku membutuhkan informasi lama yang harus aku cari di room chat kita.
Hari itu tanggal 10, tepat sepuluh hari sejak pesan terakhir ku kirimkan.
Lalu yang ku temukan, 3 pesan terakhir itu masih saja belum kau buka. Belum ada tanda "baca" pada ketiganya.
Lalu..
Kemudian aku sadar, mungkin memang kamu tak perlu itu. Dan tak menginginkannya.

Alasan apa lagi yang akan kamu gunakan ? Dalam sepuluh hari masih saja kamu tak menyentuh sosial media itu ? mimpi. Alasanmu terlalu klasik :)

Lalu tepat pagi ini, ketika pesan dari mu masuk. Mengabarkan hari ini akan menjadi hari penentuan akhir perjuanganmu.
Dan ketiga pesan yang sudah lama tak memberikan tanda "baca" itu akhirnya terbuka juga.

Jadi ?
Kamu sengaja tak membukanya berhari-hari ?
atau sengaja kau hilangkan percakapan kita dari room chat itu ?
Terima kasih :) Kamu memang teman yang baik :) Baik untuk ditinggalkan mungkin.

Ya, mungkin ini ke kanak-kanakan.
Tidak dibalas chatnya... kemudian marah.
Tidak, hal ini tak sesederhana yang kamu kira.

Memang, hak semua orang untuk membalas pesan mana yang akan ia tanggapi. Hak semua orang untuk memperlakukan sosial medianya. Tapi, aku akan lebih menghargaimu ketika kamu hanya membacanya, walau tak kamu balas kembali. Atau aku akan lebih senang jika kamu katakan saja bahwa tak ada lagi yang perlu di sampaikan. Lalu kita bisa mengakhiri percakapan dengan baik.
Bukan kah kamu selalu mengakhiri percakapan orang-orang yang tak kau inginkan dengan cara baik-baik ?
Lalu kenapa untuk ku kamu berikan hal yang sangat mengagetkan ?

Untuk mu, orang yang pernah ku percayai banyak hal,
ini kekecewaanku yang terdalam.
omong kosong dengan katamu yang akan selalu jadi teman ku ?
Rasanya.. pertemanan yang baik tidak di dasari atas hal ini.

Untuk mu,
tidak aku tidak akan marah lagi. Untuk apa ?

Maaf jika aku tak langsung memberikan ucapan selamat langsung untukmu. Sudah tahu kan alasannya ? Aku menghargai keputusanmu untuk tidak melakukan percakapan denganku. Jadi, inilah bentuk dari pengabulan harapanmu.

Awalnya, ku kirimkan seikat bunga putih dan biru ini untuk merayakan hari bahagiamu. Bahagiamu.
Sudah kutitipkan pada jasa pengantar barang itu. Tapi beliau berkata bahwa kau tak lagi di rumah, dan tak ada satupun orang di rumahmu. Kemudian, ia titipkan pada pagar yang berdiri kokoh di depan rumahmu.
Aku berdoa sepanjang hari agar hujan tak lagi turun, sehingga membasahinya.
Aku pun sempat berdoa, agar tak ada orang iseng yang mengangkutnya. Atau.. semoga bapak pengatra jasa itu tidak salah alamat. Tapi doa ku tak kunjung terjawab.
Ketika aku menulis ini, malam sudah datang di tempatku, hampir saja buka puasa. Lalu, apa kabar dengan dia yang tergantung di pagar ? 
Apakah kamu sudah terima itu ?
Atau justru sampai kau membaca ini suatu saat nanti, masih kau belum terima ? 

Jika kamu sudah menerimanya, terima lah dengan baik-baik.
Jika belum, cukuplah kamu tahu bahwa pernah ada niat baik dari ku. Jika akhirnya kamu tak menemukannya, mungkin memang bukan saatnya. Waktu saja tak mengizinkannya :) Setidaknya kamu bisa melihat bentuknya dari foto ini.

Sekali lagi,
kamu yang pernah aku anggap teman baik,
Selamat menempuh hidup baru !
Semoga hidupmu akan lebih bahagia.



Salam,
orang yang pernah kau sebut sahabat

3 komentar: