Bait-bait yang terlewatkan (3)

6/06/2018 10:24:00 AM tridiyanti's 5 Comments

Setelah terlewat sekian lama, bait kesepuluh kuceritakan pula.
Bait dimana manusia-manusia baru datang sili berganti, mencoba untuk tinggal namun masih belum juga kubukakan pintunya.
terutama manusia asing terakhir, yang begitu kuat mencoba membuka pintu, ngucapkan salam, mengetuk hingga menggedor. Banyak kejutan yang justru membuat aku benar-benar terkejut. Maka siapa yang akan berakhir membukanya ? entahlah. tunggulah pada bait selanjutnya. 

Dan selamat datang bait yang kutunggu. tepat di purnama ke sebelas.
Kejutan semakin menjadi-jadi, menghantamku dengan tak ragu-ragu. kejutan baik, dan sebaliknya.
kejutan pertama diawal langkah, kabar berita dia telah mantap untuk mengesahkan apa yang dirasa sudah saatnya.
kejutan selanjutnya datang di pertengahan bait. di hari ke tiga belas. kejutan baik datang menyapa :) lengkapnya akan kuceritakan pada babak lainnya.
Singkatnya, ku tutup bait ke sebelas dengan rasa syukur, atas berkat yang diberikan. Atas kabar yang baik, walau mengejutkan. Dan kututup dengan ikhlas yang baru akan ke pelajari kembali.

Selamat datang bait penutupan. sekaligus penyelesaian.
akhirnya tak ada yang berhasil membuka pintu. mungkin lebih tepatnya tak kubiarkan mereka memasukinnya. Dengan berbagai macam pertimbangan.
Untuk Ibu yang membuka kan pikiran, terima kasih.
Dan untuk mereka yang harus pergi, maaf. lebih baik dari pada terus duduk di depan pintu sampai kapan :)

Entahlah, aku mulai tak bernafsu membagi cerita baitku ini.
mungkin akan ku ceritkan langsung pada setiap langkahnya.
agar nantinya, jika aku tak lagi mampu untuk mengingat, aku masih dapat membacanya. dan percaya bahwa langkah ini pernah ada.


Beginilah bait-bait yang terlewatkan di dalam rangkuman pertama.
aku juga masih tak mengerti masih ada rangkuman berikutnya atau tidak.
ku tulis ini pada pertengahan tahun berikutnya.
Dengan hidup yang baru saja bangkit lagi, dari dasar yang paling dasar.
butuh merangkak dengan kuat untuk dapat sampai ke permukaan.
Dibangkitkan dengan sebuah harapan, aku mencoba mengais apa-apa yang masih tersisa.
sedikit rasa percaya dan secuil kertas putih ditangan.
Maka semoga dengan yang apa adanya ini, akan segera menghasilkan doa yang selama ini ku pinta.

Untukmu yang sedang berjuang, mari kita berjuang bersama :)



5 komentar: